Kunci atas manfaat kesehatan tanah liat ada pada kandungan mineral yang dikandungnya. Tanah liat mengandung beberapa unsur mineral trace yang meningkatkan produksi enzim-enzim tertentu dalam organ kita, seperti misalnya magnesium, kalsium, potassium, mangan, fosfor, zinc, silicon, tembaga, selenium, kobalt, dan lain-lain. Semua unsur alami tersebut telah terkombinasi dalam takaran dan ikatan yang seimbang sehingga menjadikan tanah liat sebagai suplemen multimineral yang bisa mengatasi berbagai masalah kesehatan.
Oleh karena tanah liat mengandung lebih dari 57 mineral yang penting untuk kita, maka alangkah tepat jika kita memakai tanah liat sebagai suplemen dalam keseharian kita. Mineral-mineral tersebut akan membantu proses pencernaan kita dan membantu hormon-hormon, vitamin dan enzim untuk berfungsi dengan baik. Ketika kita konsumsi, tanah liat akan membersihkan saluran pencernaan kita dari logam-logam berbahaya, bakteri merugikan, racun dan bahan-bahan kimia.
Mineral trace adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil atau juga merupakan mineral dasar yang sangat diperlukan tubuh. Mineral trace memiliki pengaruh besar dalam kesehatan kita, sehingga kekurangan sedikit dari salah satunya akan menimbulkan permasalahan kesehatan. Mereka sangat dibutuhkan untuk asimilasi dan pemanfaatan vitamin serta nutrisi lainnya. Mereka membantu pencernaan dan sebagai katalis untuk kebanyakan hormone, enzim, serta fungsi-reaksi tubuh. Mereka juga berperan penting dalam produksi elektrolit dan melindungi tubuh dari racun logam-logam berbahaya.
Tanah liat paling banyak mengandung 78 elemen, yaitu:
KETERANGAN:
Hijau = elemen penting untuk beberapa atau kebanyakan tanaman.
Merah = mineral trace yang penting untuk manusia
Jingga = mineral trace yang penting untuk ternak dan hewan piaraan
Hitam Tebal = mineral makro yang penting untuk manusia dan hewan.
Hitam Garis Bawah = elektrolit yang penting untuk semua makhluk hidup.
Hitam Biasa = Belum diketahui manfaat pastinya.
Apa Saja Khasiat Tanah Liat?
Banyak sekali manfaatnya untuk kesehatan kita, diantaranya adalah:
- Diare, Maag, dan Masalah Pencernaan Lain
Tanah liat dalam bentuk kaolin, masih merupakan bahan yang umum di pengobatan Barat seperti misalnya untuk obat Kaopectate, Rolaids dan Maalox. Di dalam perut, partikel kecil tanah liat yang bermuatan negatif menarik zat-zat beracun di dalam perut yang bemuatan positif. Tanah liat pun menyatu dengan racun, menetralkannya dan mencegahnya merusak tubuh kita.
Terikat satu sama lain, racun dan tanah liat keluar melalui sistem ginjal dan usus. Oleh karena tanah liat bersifat alkalin, ia membantu menetralisir asam berlebih lambung. Ketika ia melewati saluran pencernaan, ia juga menyerap cairan berlebih sehingga membantu meredakan gejala diare dan melindungi dinding usus dari peradangan.
- Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Di Kepulauan Hawai, Oahu, Kawai Nui Marsh mengandung lumpur “bergizi” yang disebut lepo ai’ia. Lumpur bergizi ini didokumentasikan di Museum Bishop, Honolulu. Bentuknya tebal dan kenyal seperti jelly, berwarna krem, serta memiliki struktur seperti pudding.
Disebutkan juga dalam cerita rakyat Hawai, sekitar tahun 1795, Raja Kamehameha ketika dalam pengepungan, memerintahkan pasukannya untuk makan lepo ai’ia (lumpur “bergizi”). Lumpur ini memberikan cukup energi untuk memenangkan peperangan.
- Meredakan Peradangan dan Rasa Nyeri
Tanah liat meredakan dan menetralisir rasa sakit pada sendi, otot, punggung, sakit karena gigitan serangga, dan gatal-gatal. Dalam hal ini dipergunakan secara luar, dibalurkan di bagian yang sakit.
- Osteoporosis
Sains modern mengkonfirmasi bahwa mineral yang diambil langsung dari tanah lebih efektif dibandingkan suplemen mineral olahan pabrik. Di tahun 1960 ketika NASA bersiap-siap untuk menaklukkan angkasa, beberapa percobaan menunjukkan bahwa keadaan tanpa gravitasi menyebabkan hilangnya masa tulang yang sangat banyak. Untuk mengatasi hal ini, mereka mendanai beberapa perusahaan farmasi untuk mengembangkan suplemen kalsium. Tapi Benjamin Ershoff dari California Polytechnic Institute menemukan bahwa perawatan yang paling manjur adalah dengan mengonsumsi tanah liat.
Ershoff melaporkan bahwa “Kalsium pada tanah liat… diserap lebih efisien dan ia mengandung beberapa faktor selain kalsium dimana faktor-faktor tersebut meningkatkan penggunaan kalsium serta pembentukan tulang.” Ia menambahkan, “Sedikit atau bahkan tidak ada manfaatnya sama sekali jika kita hanya menambahkan kalsium saja pada makanan keseharian kita.”
- Untuk Suplementasi Mineral Manusia Maupun Hewan
Tindakan makan tanah (earth-eating) atau disebut geophagy, merupakan suatu fenomena yang cukup banyak didokumentasikan. Di dunia hewan, burung beo keluar mencari jenis tanah liat tertentu dan rusa menjilat lubang di tanah, menjelajahi jarak yang cukup jauh untuk bisa menemukan lubang yang “enak” ini. Lembu akan mengunyah segumpal tanah tertentu. Di Afrika Selatan, lembu seringkali ditemukan menyendiri menjilati sarang rayap. Sarang rayap kaya akan mineral dasar, dimana rayap mengambil dan mengolahnya dari tanah liat di kedalaman beberapa kaki.
Menurut para peneliti di Afrika Selatan, naluri alami pada hewan yang mengonsumsi tanah liat dimengerti sebagai tindakan untuk memenuhi kebutuhan mereka akan mineral seperti misalnya sodium dan klorida. Sodium dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan elektrolit, sedangkan ion klorida merupakan unsur utama untuk keasaman perut. Disamping itu, tanah liat juga mengandung zat besi, tembaga, magnesium, dan 65 mineral dasar lainnya yang sangat mereka butuhkan. Jadi mengonsumsi tanah bisa disamakan dengan mengonsumsi suplemen.
Perlu diperhatikan bahwa tubuh kita tidak bisa menghasilkan mineralnya sendiri, jadi tubuh mendapatkan mineral dari apa yang kita makan dan minum.
- Anti Bakteri, Anti Parasit/Mikroba
Tanah liat juga baik sebagai obat cacingan, mampu menarik dan “mengikat” parasit tertentu kemudian membuangnya bersamaan dengan tinja.
Tanah liat jenis Calcium Montmorillonite dalam sepanjang sejarah telah digunakan sebagai antibakteri yang sangat efektif untuk mengatasi disentri dan membersihkan air dari pencemaran bakteri. Tanah liat menempel dan memenuhi seluruh badan bakteri sehingga bakteri tidak bisa menerima makanan dilingkungannya dan akhirnya mati.
- Membersihkan Racun Alami (Racun Dari Bakteri Atau Tanaman) dan Kimia (Termasuk Logam Beracun seperti Arsenic, Aluminium, Tembaga, Merkuri, Timah)
Bagaimana tanah liat memiliki khasiat mengatasi racun? Molekul tanah liat membawa ion negatif sedangkan racun (kimia maupun alami) membawa ion positif. Ketika molekul tanah liat dan molekul racun bertemu, ion-ion mereka akan berikatan satu sama lain dengan demikian racun-racun yang ada ditarik oleh tanah liat. Berendam selama 30 menit dengan air yang dicampur tanah liat atau tubuh dibalurkan tanah liat, akan membantu menyedot racun atau polutan alami dan kimia di dalam tubuh.
Jika dikonsumsi, tanah liat akan menarik racun atau polutan yang ada dalam saluran pencernaan dan organ dalam lainnya.
Di Peru, suku Aymara di Pegunungan Tinggi Andes memiliki persediaan tanah liat di dapur mereka. Pegunungan Andes merupakan daerah yang banyak kentangnya dan suku Aymara berabad-abad menjadikan kentang sebagai salah satu makanan pokoknya.
Di daerah itu, kentang dengan permukaan kulit kehijauan lebih baik tidak dimakan, karena mengandung racun glycoalkaloid yang berkembang selama masa perkecambahan. Glycoalkaloid dapat menyebabkan diare, muntah, dan gangguan syaraf, bahkan cukup fatal bagi manusia. Banyak dari spesies kentang yang dimakan oleh suku Aymara mengandung kadar racun yang berbahaya, bahkan sebelum muncul warna kehijauan di kulit kentang. Suku Aymara memasak atau merendam kentang dengan air panas bersamaan dengan tanah liat untuk mengeluarkan racun kentang. Setelah larutan air-tanah liat tinggal sedikit karena dipanaskan, kentang siap untuk dimakan.
Tanah liat menempel pada glycoalkaloid, membuatnya bisa melewati tubuh tanpa meracuninya. Untuk jenis kentang di Indonesia, racun kentang bisa dihilangkan hanya dengan cara memasaknya.
Suku pribumi di Kalifornia, yaitu suku Pomo, malah memakai tanah liat sebagai salah satu bahan masakannya. Mereka mencampurkan tanah liat dengan tepung biji pohon ek untuk membuat kue yang bebas dari rasa pahit zat tannin dan mempermudah untuk dicerna. Tanah liat ini akan menempel pada molekul tannin dan kemudian menetralisirnya.
- Pelengkap Nutrisi bagi Ibu dan Janin
Seiring masa kehamilan makin matang, janin memerlukan nutrisi yang sangat banyak untuk bertumbuh, apalagi kalsium. Tanpa tambahan suplemen, tubuh akan mengambil kalsium dari tulang atau gigi sang ibu. Tanah liat sangat kaya akan kalsium dalam bentuk alami dan struktur yang sempurna sehingga mudah diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh.
Penelitian ilmiah terhadap tanah liat jenis tertentu yang diberikan kepada para sukarelawan wanita hamil di Nigeria, menunjukkan bahwa mengonsumsi tanah liat setidaknya 500 mg (kira-kira setara dengan 2 Tylenol kapsul) per hari dapat memenuhi hampir 80% kebutuhan para wanita hamil di Nigeria akan kalsium. Kemampuan tanah liat dalam detoksifikasi juga dapat melindungi janin dari resiko cacat lahir oleh karena racun tanaman yang sang ibu tak sengaja makan.
- Mual Saat Hamil (Morning Sickness)
Tanah liat dalam bentuk tablet, kapsul, atau cair (dicampur dengan air), juga membantu masa awal kehamilan ketika tubuh sang ibu sedang menyelaraskan aktifitas biokemikal dirinya dengan janin. Tanah liat membantu mengurangi rasa mual di saat hamil.
Wanita hamil di kebanyakan negeri Afrika makan tanah liat untuk mengurangi rasa mual saat hamil (morning sickness). Anthropologist Boyle dan Mackey melaporkan adanya penggunaan tanah liat untuk merawat rasa mual di tahun 40 SM. Tanah Liat juga diresepkan oleh Soranus dari Efesus, yaitu seorang dokter kandungan dan dokter anak dari bangsa Romawi di tahun 100-140.
Bagaimana Aplikasinya untuk Kesehatan dan Kecantikan?
Tertarik untuk mencoba? Untuk penggunaan tanah liat sebagai suplemen, balita bisa mengkonsumsinya sebanyak 3 kali sehari, ½ sendok teh sekali konsumsi (dalam bentuk cairan). Anak-anak diatas umur 5 tahun, diberi 3 kali sehari, 1 sendok teh sekali konsumsi dan untuk dewasa juga 3 kali sehari tapi 1 sendok makan sekali konsumsi. Tanah liat bisa dikonsumsi seumur hidup Anda tanpa ada efek samping negatif.
Untuk konsumsi dalam bentuk cair, Anda bisa memblender tanah liat dengan kekentalan setara jus alpukat, saring dan simpan di dalam botol. Jika Anda tidak suka dengan rasa dan penampilan tanah liat yang cair, Anda bisa memasukkan tanah liat kering ke dalam kapsul untuk dikonsumsi layaknya minum obat.
Tanah liat baik untuk kecantikan dengan memakainya sebagai masker diwajah atau lulur ditubuh. Apa yang tidak sehat, kotor dan beracun pada kulit Anda akan diserap oleh tanah liat, sehingga membuat kulit jadi lebih sehat, halus, dan bersih. Tapi tentu saja tidak bisa membuat kulit Anda jadi lebih putih. Berendam dengan air yang bercampur tanah liat selama 30 menit, baik untuk menyerap logam-logam berbahaya dan racun dalam tubuh Anda. Penasaran dengan hasilnya? Buktikanlah sendiri karena saya sendiri telah membuktikannya untuk kesehatan saya pribadi dan pasien-pasien saya.
Anda bisa mendapatkan tanah liat dengan membelinya di produsen periuk, atau bisa juga beli online di bukalapak, tokopedia dan shopee. Untuk pembelian online, Anda ketik kata kunci: TANAH LIAT AMPO ATAU CLAY POWDER.
Tanah liat yang bisa Anda beli bisa berupa bubuk, lempung yang kenyal atau bisa juga yang berupa gulungan keras, namanya ampo (seperti jajan rol merek Astor). Jika Anda ragu dengan keamanan tanah liat yang kenyal dan bubuk, Anda bisa memilih yang ampo karena ampo sudah dipanaskan. Anda bisa melihat contoh beberapa bentuk tanah liatnya seperti di bawah ini.
Dt Awan (Andreas Hermawan)
Referensi
http://animalpowersource.com/subpages.aspx?p=ph_humanminadv
http://www.chelatedtraceminerals.com/montmorillonite_minerals.html
http://www.shirleys-wellness-cafe.com/clay.htm
http://research.calacademy.org/calwild/2005winter/stories/mud.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Geophagy
http://en.wikipedia.org/wiki/Mud_therapy