Membuat tato dengan henna sangat populer dikalangan masyarakat Asia dan Timur Tengah. Namun peneliti mengungkapkan adanya kaitan antara tato henna dengan leukimia/kanker darah.
Para peneliti di Timur Tengah menemukan kasus leukemia lebih tinggi terjadi pada perempuan lokal. Hasil penelitian menemukan kebiasaan masyarakat lokal untuk menggunakan henna sebagai salah satu hiasan kulit yang menjadi pemicunya.
Peneliti percaya bukan henna itu sendiri yang bermasalah, tapi senyawa yang digunakan sebagai pelarut bubuk henna yang berbahaya.
Diketahui masyarakat menggunakan larutan benzena (zat kimia untuk pelarut) yang sudah diketahui menyebabkan kanker. Senyawa ini telah dilarang penggunaannya di berbagai negara, meski demikian masih ada yang menggunakannya.
“Sebagian besar perempuan di Uni Emirat Arab secara rutin menggunakan henna untuk mewarnai kuku, tangan, kaki dan untuk menghias sebagian besar kulit lengan dan kaki dengan alasan sebagai kosmetik,” ujar tim dari rumah sakit United Arab Emirates yang diterbitkan dalam jurnal Leukaemia and Lymphoma, seperti dikutip dari Telegraph, Selasa (11/5/2010).
Tim ini juga mengungkapkan penggunaan henna harus dibatasi bagi perempuan lokal yang sering menggunakannya. Karena benzena atau bahan kimia lain yang ditambahkan dalam henna bisa menjadi faktor risiko yang paling memungkinkan. Beberapa salon terkadang menambahkan zat aditif kimia lainnya untuk memperbaiki warna yang timbul dari henna.
Dalam salah satu jurnal penelitian ditemukan bahwa sekitar 93 persen penderita kanker darah jenis leukemia myeloid akut adalah kaum perempuan dibandingkan laki-laki di negara Uni Emirat Arab. Perempuan lokal yang terkena kanker ini 63 persen lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan asing.
Baca juga: Bagaimana Mengobati Leukemia, Kanker Darah yang Diderita Ibu Ani SBY dan Anak Denada
Henna sangat populer karena dianggap sebagai produk yang alami, tapi pada praktikknya terkadang henna ini dicampurkan dengan senyawa kimia lain. Para ilmuwan sudah memperingatkan selama bertahun-tahun bahwa produk kecantikan tertentu kemungkinan mengandung senyawa aditif yang berkaitan dengan kanker.
Di negara-negara teluk Timur Tengah, penggunaan henna dipandang sebagai salah satu bentuk seni kosmetik. Tapi pemerintah daerah mengakui bahwa beberapa klinik sering menggunakan pasta henna yang telah dicampur dengan benzena atau senyawa aditif lainnya.
Baca juga: Arkhan, Anak SD Survivor Leukemia Lymphoblastic
“Benzena sudah terkenal sebagai karsinogenik (zat penyebab kanker), senyawa ini memang biasa digunakan sebagai pelarut. Sebenarnya jika digunakan dalam industri cat, ada peraturan kesehatan yang ketat tentang penggunaannya,” ujar Dr Sherief Islam, salah satu penulis penelitian.
Sumber: DetikHealth