Secara medis konvensional, kemoterapi diwajibkan untuk membunuh sel-sel kanker. Tapi sama dengan obat kimia keras lainnya, kemoterapi juga memiliki efek samping keras yang bisa membuat tidak nyaman pengobatan, bahkan bisa menimbulkan dampak serius bagi kesehatan Anda (kondisi makin parah).
Untuk menghindari efek sampingnya tidak harus berhenti dari kemo ini karena Anda akan mengalami konflik dengan para dokter konvensional dan pihak keluarga yang lebih percaya dengan kemoterapi.
Terus bagaimana caranya menghilangkan efek sampingnya dan bukan sekedar menguranginya? Bagaimana caranya tanpa harus stop, tanpa mengurangi dosis dan tanpa mengurangi manfaat kemoterapi?
Beberapa Efek Samping Kemoterapi
Sebelum membahas caranya, mari kita lihat apa saja efek samping kemoterapi yang bisa mengganggu kualitas hidup Anda bahkan memperparah kondisi:
- Kelelahan
Hampir setiap orang akan merasakan kelelahan sesudah kemoterapi. Anda dapat mengidentifikasinya dengan cara; Anda benar-benar merasa lelah, atau Anda lelah ketika melakukan kebiasaan harian yang normal bahkan nafas Anda mulai pendek-pendek.
- Mual dan muntah
Sama seperti orang yang mabuk karena berkendara, Anda akan mengalami mual dan muntah. Dan seperti yang Anda tahu, orang yang mual akan merasa lemas, malas beraktivitas dan kehilangan nafsu makan.
- Rambuk rontok
Normalnya, rambut akan mulai rontok pada minggu pertama hingga ketiga setelah dosis pertama dimulai. Anda akan mengalami kerontokan rambut yang terlihat jelas setelah satu hingga dua bulan. Hal ini juga dapat berdampak pada kulit kepala Anda. Tidak hanya terjadi pada bagian kepala, kerontokan juga terjadi pada bagian tubuh lain seperti lengan, kaki dan wajah.
- Peningkatan risiko infeksi
Kemoterapi dapat mengurangi imunitas tubuh Anda, sebab sel darah putih pengalami penurunan. Ketika imunitas rendah, Anda akan mudah terinfeksi penyakit di tempat umum atau tempat-tempat yang kurang bersih. Bahkan mudah tertular penyakit dari orang-orang disekitar Anda.
- Anemia
Selain sel darah darah putih yang menurun, level sel darah merah juga mengalami penurunan. Sel darah merah dapat membawa oksigen ke seluruh tubuh. Jika sel tersebut turun drastis, tubuh akan kehilangan beberapa oksigen dan memicu anemia. Anda akan merasa cepat lelah, kulit pucat, sulit berpikir, merasa kedinginan dan merasa melayang. Nafas Anda juga akan pendek dan detak jantung tidak beraturan.
- Perdarahan dan memar
Kemoterapi mengurangi kadar trombosit dalam darah Anda sehingga Anda rentan terhadap perdarahan dan memar, seperti memar pada kulit, mimisan, dan gusi berdarah.
- Mucositis
Pada beberapa kasus, kemoterapi dapat menyebabkan peradangan pada jaringan lapisan lembut di sistem pencernaan mulai dari mulut hingga anus, yang disebut dengan istilah mucositis. Dosis tinggi kemoterapi dapat mengalami hal ini. Mucositis muncul pada 7 hingga 10 hari setelah kemoterapi dilakukan. Anda akan menemukan bisul pada mulut dan akan membuat Anda merasa sakit ketika makan.
- Lemahnya memori dan konsentrasi
Beberapa orang mengalami lemahnya memori dan konsentrasi jangka pendek. Anda akan menemukan bahwa rutinitas harian Anda akan memakan waktu yang lebih untuk diselesaikan karena Anda tidak bisa berkonsentrasi dengan baik. Namun, gejala ini akan hilang setelah kemoterapi selesai.
- Kesuburan
Beberapa orang mungkin akan kehilangan gairah seksual. Hal ini sementara saja, setelah kemoterapi selesai dan akan kembali seperti biasa. Kemoterapi juga bisa membuat baik laki-laki maupun perempuan mengalami masalah reproduksi berupa infertilitas.
- Kematian
Ini adalah efek terburuk dari kemoterapi. Kemoterapi yang bertujuan membunuh sel-sel kanker justru juga bisa membunuh Anda. Hal ini pernah terjadi di Royal Marsden Hospital dimana dari 1976 pasien yang menerima kemoterapi, 161 pasien meninggal dunia dengan cepat setelah 30 hari diberikan kemo. Bukan hanya terjadi di satu tempat, kematian seperti ini juga terjadi di banyak tempat lainnya.
Atasi dengan Nutrisi Sehingga Bebas Efek Samping
Dampak negatif nomer 1 sampai 9 sudah sangat mengganggu kualitas hidup, bahkan yang ke 10 sangat meresahkan. Tapi kabar baiknya, semua hal di atas tidak perlu Anda alami jika Anda mendampingi pengobatan dengan terapi produk perlebahan seperti propolis, madu, bee pollen, dan royal jelly.
Propolis, madu, bee pollen, dan royal jelly dihasilkan oleh lebah di sarang mereka dan tergolong sebagai nutrisi karena semuanya bisa kita konsumsi seperti makanan sehari-hari dan seumur hidup. Tapi tentu saja produk-produk perlebahan ini harus berkualitas tinggi atau jika tidak, terapi yang dijalankan akan sia-sia.
Contoh terapi produk perlebahan yang dijalankan berbarengan dengan kemoterapi bisa Anda lihat di testimoni-testimoni berikut ini.
Supaya Kemo Tidak Menyakitkan dan Sembuh dari Kanker Payudara Stadium 3B
Sekitar tahun 2000 an ada benjolan di payudara sebelah kanan. tapi karena tidak ada keluhan saya periksa dokter dan harus dioperasi namun saya takut saya biarkan saja. Akhirnya keadaan saya semakin parah. Saya diperkenalkan HDI tahun 2002/2003 saya konsumsi Pollenergy, Propolis dan Royal Jelly.
Saya mengkonsumsi sekitar satu sampai dua tahun (1-2 tahun) agak rutin kemudian berhenti dikarenakan dokter yang saya kunjungi mengatakan untuk berobat secara medis saja. Akhirnya saya berhenti konsumsi produk HDI.
Pada tahun 2012 saya periksa lagi ternyata kanker payudara yang saya derita sudah menjadi kanker Stadium 3B, saya akhirnya memutuskan untuk mengkonsumsi Propoelix Plus. Selain menggunakan produk HDI tentunya tanpa meninggalkan terapi medis yaitu radiasi dan kemoterapi.
18 September saya masuk rumah sakit Cipto untuk mempersiapkan kemo yang pertama. Tapi malamnya, saya mendapatkan kabar bahwa suami mengalami serangan stroke. Saat itu saya sudah siap untuk proses kemo, saya telah dinfus. Saya nekat minta ijin dan akhirnya saya diijinkan untuk ke menengok suami yang dalam keadaan koma. Saya berangkat sendiri dan setir mobil sendiri ke RS tempat suami saya dirawat. Saat itu pk 01.00 malam dan suami saya akhirnya dipanggil Tuhan pk 03.00 dini hari. Dokter merawat saya menelpon agar menunda proses kemo tapi saya putuskan untuk berjuang melawan kanker yang bersarang di tubuh saya. Setelah selesai pemakaman, saya bertekad untuk tetap kemo (tepatnya tgl 19 September 2012).
Biasanya orang kemo akan merasakan hal yang sangat tidak nyaman seperti badan lemas, mual, rambut rontok, kulit menghitam, tubuh terasa nyeri dll. Namun saya bersyukur dengan konsumsi produk HDI membuat tubuh saya tetap sehat setelah proses kemo terjadi. Saya menjalani proses kemo sebanyak 22 kali dan 30 kali radiasi. Dan dinyatakan bersih serta terbebas dari kanker payudara.
Daya tahan tubuh baik. Aktivitas sehari-hari bagus. Saya bawa mobil sendiri. Di Jakarta di kemoterapi diopname rumah sakit saya bawa mobil sendiri, pulang bawa mobil sendiri. Padahal banyak pasien yang kemoterapi mengalami penjalaran atau ada efek samping ke ginjal dan getah bening. Bahkan sudah ada 4 orang yang meninggal.
Saat ini sudah lewat 3 tahun. Saya yakin ini bisa terjadi selain atas izin Tuhan karena saya mengkonsumsi produk HDI saat proses kemoterapi, aktivitas saya normal dan hasil pemeriksaan sama sekali tidak ada komplikasi.
Terima kasih Tuhan, Terima kasih HDI
Diceritakan oleh: Maria Hyacinta D. Damapolii – Jakarta Selatan
Saya Terbebas dari Kanker Getah Bening Stadium 3B
Januari 2013, saya mengalami seperti flu biasa seperti batuk dan serak. Biasanya serak dan batuk sebentar sudah sembuh, tetapi tidak untuk kali ini. Waktu itu, calon menantu saya seorang dokter memberikan antibiotik, ternyata tidak terjadi perubahan. Lalu diganti dengan antiobiotik yang lainnya, tetap tidak sembuh.
Saya dirujuk ke rumah sakit dan saat itu saya periksa di RSU Kebumen. Semua organ-organ tubuh saya dirontgen. Saat itu saluran pernafasan terlihat agak mendung. Saat itu saya merasa sangat sehat dan aktivitas seperti biasa. Tidak merasakan apa-apa namun pada bagian pangkal leher ada benjolan sebesar kacang sebanyak 5 buah. Kemudian, saya diminta untuk biopsi di PKU, tempat saya bekerja. Sadar dari bius, anak-anak di pinggir tempat tidur. Semuanya sedih dan menangis. Saya bingung melihat mereka sedih, dan berpikir ini pasti ada hal yang parah.
Anak saya ngomongnya bingung, mereka tidak bilang ke keluarga kalau gawat. Calon menantu mendapat info dari dokter yang melakukan biopsi tentang perkiraan hasil biopsi saya. Biasa jika dibiopsi pecah, berarti kanker ganas. Saat itu pemeriksaan dirujuk ke laborat di Purwokerto, kami nunggu 2 minggu. Hasilnya keluar dan memang kanker getah bening dan ganas. Andi anak kami saat itu juga meminta untuk dibeli madu HDI. Kami berupaya untuk mencari kantor HDI di kota lain karena saat itu di Kebumen belum ada. Saat itu saya rutin mengkonsumsi Royal Jelly, Bee Propolis dan Clover Honey.
Anak-anak sepakat membawa saya ke Jogja, saya bingung ngga sakit koq dibawa ke Jogja. Karena memang anak-anak saya tidak menginginkan saya panik, mereka mengatakan kalau saya butuh istirahat. Di Jogja, anak-anak konsultasi ke dokter ahli dan disarankan untuk melakukan kemoterapi. Sebelum kemo, saya menemui dokter kanker di sana. Dokter mengatakan, “ Kalau tidak kemo, saya angkat tangan. Jika ibu kemo, saya tidak bisa memastikan kesembuhan ibu.”
Kemo mematikan sel kanker tetapi juga melemahkan sel yang sehat. Banyak sekali efek negatif yang terjadi akibat kemo. Pada umumnya teman-teman saya lemas dan tidak berdaya, mual, muntah. Saya habis kemo ya jalan seperti biasa tidak seperti orang sakit. Padahal sekali saya kemo memakan waktu 8 jam dari pk 08.00 – 16.00 jadi obatnya bisa masuk semua 100%. Biasanya orang kemo hanya 2 jam atau 4 jam karena mereka tidak kuat. Rahasianya saya mengkonsumsi Royale Jelly Liquid 2x 1 sendok takar, Bee Propolis 3×1 dan Clover Honey 2×1 sendok makan.
Saya kemo pertama 2 Maret 2013, tidak terjadi efek kemo, tidak lemas dan tidak mual. Kemo kedua, saya pikir seperti teman-teman lainnya. Ternyata saya seperti biasa-biasa saja layaknya orang sehat. Teman-teman mengatakan, “Bu Djoko sakit apa? Mengapa kemari? Jalannya cepat dan ngomongnya juga ngga kelihatan sakit.” Sampai akhirnya para perawat di sana mengatakan saya bukan kemo tapi darmawisata ke rumah sakit, he..he..he.
Setelah kemo 8 kali sebulan kemudian bersih atau negatif, 3 bulan berikutnya saya cek lagi juga bersih. Kemudian saya CT Scan hasilnya juga bersih. Setahun kemudian, saya MRI di RS Panti Rapih karena di Sardjito tidak ada. Selama satu jam MRI, hasilnya negatif.
Ketahuan ada saraf saya yang terjepit, saya diberikan obat parasetamol dan diasepam 2x ngantuk dan penghilang nyeri. Ditambah lagi dengan pake korset yang membuat ribet. Saya laporan dokter dari 120 tablet parasetamol dan 120 diasepam yang saya konsumsi hanya 10 tablet saja. Karena ngantukan dan rasanya tidak perlu minum. Saya sendiri tidak merasa sakit. Dan akhirnya dokter setuju untuk saya tidak meneruskan konsumsi obat-obatan hingga hari ini saya merasa sangat sehat. Saya percaya produk HDI telah membantu saya mengatasi saraf yang terjepit juga. Ini adalah tahun ketiga saya dinyatakan bersih dan terbebas dari kanker getah bening stadium 3B. Saya tetap lanjutkan konsumsi produk-produk perlebahan dari HDI. Terima kasih Allah, terima kasih HDI.
Diceritakan oleh: Bu Djoko, 70 tahun. Kebumen
Justru Cepat Sembuh Walaupun Menderita Kanker Stadium 3 ke Atas
Seperti yang Anda lihat dari dua testimoni di atas, mereka yang memakai terapi produk perlebahan bukan hanya tidak mengalami efek samping kemoterapi, tapi juga bisa sembuh lebih cepat walaupun menderita kanker stadium 3 ke atas.
Ini merupakan kabar baik bagi Anda yang ingin sembuh dari kanker, tapi masih ragu untuk meninggalkan kemoterapi.
Apakah Anda memiliki permasalahan yang sama / mirip dengan kasus di atas? Silahkan Anda konsultasikan dulu supaya mendapat solusi alami yang tepat dengan cara klik DI SINI.
Bagaimana cara mendapatkan terapi seperti 2 testimoni di atas? Anda bisa mendapatkan paket terapi di atas dari kami untuk mengobati kanker, tumor, kista ataupun mioma, serta menghilangkan efek samping kemoterapi dengan cara klik DI SINI.
Healindonesia, Dt Awan (Andreas Hermawan)
Referensi:
hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/efek-samping-kemoterapi
www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2360753
www.breakthrough-generation.com