Sekitar pertengahan Juli 2006, Sandi tiba-tiba demam dan tubuhnya lemas. Kami segera membawanya ke dokter umum di Pekalongan. Sandi dinyatakan terkena radang tenggorokan dan diberi obat. Setelah mengonsumsi obat selama 2 hari, panasnya tidak juga turun, bahkan sore harinya, Sandi kejang-kejang.
Kami langsung membawanya ke rumah sakit. Mulanya, dokter mendiagnosa Sandi terkena demam berdarah karena trombositnya di bawah 150.000. Setelah 4 hari dirawat, Sandi dinyatakan sembuh dari demam berdarah, namun terkena typus. Setelah sekitar 1 minggu dirawat dan mengonsumsi obat-obatan yang diberikan dokter, belum juga nampak perubahan, panasnya belum turun, bahkan air seni pun berubah menjadi keruh. Ketika dikonsultasikan, dokter memutuskan untuk menaikkan dosis obatnya.
Pada hari ke-14, suhu badannya turun menjadi 37°C, dan Sandi diijinkan pulang oleh dokter. Tetapi, pada malam harinya, suhu badan Sandi kembali tinggi. Esok paginya, dokter menunjukkan hasil laboratorium yang menyatakan bahwa Sandi sudah mengalami keracunan tingkat tinggi dengan Kadar kreatinin-nya 13, 37**, dan harus segera di bawa ke RS Telogorejo, Semarang. Sesampainya kami di sana, Sandi segera melakukan pemeriksaan laboratorium. Dokter mengatakan Sandi harus segera menjalani cuci darah sebanyak 2x selama seminggu, karena ginjalnya sudah mengalami pembengkakan. Dan sebelum menjalani cuci darah, dilakukan pemasangan doblelomen (selang untuk cuci darah) di paha oleh dokter.
Pertengahan Agustus 2006, setelah menjalani 2x cuci darah di RS Telogorejo, kami diperkenalkan produk High-Desert oleh Ibu Ambarwati, yang saat itu sedang menunggui anaknya di RS. Kami berani mencoba produk High-Desert, karena bahan dasarnya adalah madu, dan juga setelah mendengarkan cerita kesaksian dari Ibu Ambarwati.
Produk High-Desert yang kami berikan untuk Sandi adalah HDI Bee Propolis Tablet, HDI Honeybee PollenS, dan HDI Royal Jelly Tablet. Setelah 2 hari mengonsumsi, suhu tubuh Sandi turun dari 39°C menjadi 37°C, dan keeseokan harinya, selang infusnya sudah dapat dilepas. Setelah mengonsumsi selama 1 minggu, Sandi sudah diperbolehkan pulang sambil berobat jalan.
Sejak mengonsumsi produk High-Desert, intensitas cuci darahnya pun berkurang menjadi seminggu 1x saja. Pada 9 September 2006, selang cuci darah dipindah dari paha ke dada kiri, karena adanya penyumbatan yang disebabkan oleh aktifitas Sandi sehari-hari, dan juga karena keterlambatan membersihkan selang cuci darahnya tersebut.
Selama 3 minggu, kami terus melakukan kontrol, dan kondisi Sandi makin hari, makin bertambah baik. Intensitas cuci darahnya pun diturunkan lagi menjadi 2 minggu 1x. Akhirnya, kondisi Sandi yang semakin membaik, membuat dokter memutuskan bahwa Sandi tidak perlu lagi menjalani cuci darah (sampai saat itu kami telah menjalani 12x cuci darah).
Pada 25 September 2006, selang cuci darah Sandi, harusnya sudah dapat dilepas, namun karena Sandi mengonsumsi kerang dan sotong, maka creatini-nya kembali naik dari 2,1 menjadi 2,7. Akhirnya, dokter memutuskan agar Sandi kembali melakukan cuci darah sekali lagi. Dan itu adalah cuci darah Sandi yang terakhir, karena tidak pernah lagi sampai sekarang.
Saat ini, Sandi sangat sehat dan aktif. Pada hasil pemeriksaan laboratorium terakhir pada 15 November 2006, kadar creatininya 0,9 (nilai rujukan 0,7-1,2). Dokter menyarankan agar Sandi melakukan kontrol 1 bulan lagi, dan untuk selanjutnya cukup 3 bulan sekali saja.
Pasien: Almay Darma Sandi Bahri, 9 Tahun. Pekalongan
Produk yang Digunakan: HDI Bee Propolis, HDI Honeybee Pollens, HDI Royal Jelly Tablet
PS: Sebelum memesan Paket Terapi untuk kasus yang mirip dengan kesaksian di atas, lebih baik Anda menghubungi kami terlebih dahulu supaya terapi yang dijalankan sesuai dengan kondisi Anda. Silahkan Anda hubungi kami dengan cara klik DI SINI.